Hari itu, aku mengirim pesan kepada temanku. Sebelumnya, aku telah selesai makan. Tapi tak tahu, perut tetap saja masih lapar. Mungkin gejala rindu atau terlalu gugup untuk bertemu di hari esok,
eh lebih tepatnya serba salah.
Lalu, kukirim pesan untuk temanku. aku mengatakan bahwa aku tak berani untuk bertemu, kamu. Kenapa? Apa salahnya? Lihat saja nanti kalau aku berani balasku. Yasudah, aku lanjut makan tango rasa cokelat yang kubeli di indomaret paginya.
Alasan serba salah? Banyak. Kamu itu indah, banyak yang suka. Sebenarnya terlalu banyak tahu diri untuk tahu kita sudah sampai dimana. Teman - temanku bilang, "akhirnyaaa..." padahal ini belum permulaan.
Esok, aku memberanikan diri untuk bertemu, kamu. Sebenarnya, aku sudah melihat, tapi aku pura - pura tak tahu saja hahahaha. Kamu sedang tertawa bersama temanmu. Sedangkan aku, pura - pura mencari siapa yang aku datangi. Memang lucu ya, kau akan tertawa bukan?
Memang hakikatnya, anak muda selalu ingin bercanda dengan momen yang sedang terjadi. Aku sangat kenyang dengan merah pipi waktu itu, hahahaha. Tapi aku bersyukur, kamu sangat menghormati apa yang sedang kamu hadapi. Walaupun kamu tak suka itu, aku tak tahu.
-dasar bucin, 8 oct 18